Profil Desa Pengarasan

Ketahui informasi secara rinci Desa Pengarasan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Pengarasan

Tentang Kami

Desa Pengarasan di Kecamatan Bantarkawung, Brebes, merupakan wilayah terluas dengan perpaduan unik budaya Sunda dan Jawa. Dikenal dengan potensi pertaniannya yang subur dan tradisi lokal yang kental, desa ini terus berbenah dalam pembangunan infrastruktur

  • Wilayah Terluas dengan Keunikan Budaya

    Desa Pengarasan adalah desa terluas di Kecamatan Bantarkawung, menjadi titik temu budaya Sunda dan Jawa yang tecermin dalam bahasa dan adat istiadat masyarakatnya

  • Potensi Pertanian Subur

    Dengan topografi yang didominasi dataran dan perbukitan, sektor pertanian, khususnya padi, menjadi tulang punggung perekonomian desa, didukung oleh lahan bengkok yang luas

  • Kekayaan Tradisi Lokal

    Masyarakat Desa Pengarasan, terutama di beberapa dukuhnya, masih memegang teguh tradisi leluhur yang khas seperti Bebaritan dan Ngembang, yang menjadi penanda identitas dan perekat sosial warga

Pasang Disini

Terletak di antara perbukitan dan hamparan lahan pertanian yang subur, Desa Pengarasan di Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menampilkan wajah sebuah kawasan perdesaan yang dinamis. Sebagai desa terluas di kecamatannya, Pengarasan bukan hanya signifikan secara geografis, tetapi juga menjadi episentrum perpaduan budaya yang unik serta menyimpan potensi ekonomi yang besar, khususnya di sektor agraris. Wilayah ini terus bergerak maju dengan berbagai program pembangunan infrastruktur dan penguatan sosial kemasyarakatan yang dijalankan oleh pemerintah desa bersama warganya.

Desa Pengarasan menjadi cerminan dari kompleksitas wilayah selatan Kabupaten Brebes yang berbatasan langsung dengan Jawa Barat. Letaknya yang strategis memengaruhi lanskap sosial-budaya masyarakatnya yang multilingual, menggunakan bahasa Sunda Brebes dan Jawa dalam percakapan sehari-hari. Kekayaan budaya ini berpadu dengan potensi alam yang melimpah, menjadikannya salah satu desa paling vital di Kecamatan Bantarkawung.

Geografi dan Demografi: Wilayah Terluas dengan Populasi yang Terus Bertumbuh

Secara geografis, Desa Pengarasan terletak pada koordinat 7°9′57″ Lintang Selatan dan 108°56′36″ Bujur Timur. Desa ini memiliki luas wilayah mencapai 26,85 km², menjadikannya yang terluas dari 18 desa di Kecamatan Bantarkawung. Luasnya wilayah ini mencakup kontur daratan yang bervariasi, dari persawahan di dataran rendah hingga area perbukitan yang menjadi bagian dari topografi khas Brebes selatan. Batas-batas wilayah Desa Pengarasan meliputi: sebelah utara berbatasan dengan Desa Kebandungan, sebelah timur dengan Kecamatan Tonjong, sebelah selatan dengan Desa Bantarwaru dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Sindangwangi.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Brebes, pada tahun 2023, jumlah penduduk Desa Pengarasan tercatat sebanyak 12.422 jiwa, yang terdiri dari 6.364 laki-laki dan 6.058 perempuan. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya mencapai sekitar 463 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan kepadatan yang moderat, memungkinkan pemanfaatan lahan yang optimal baik untuk pemukiman maupun untuk kegiatan ekonomi produktif, terutama pertanian.

Dinamika kependudukan yang terus tumbuh ini menjadi tantangan sekaligus potensi bagi pemerintah desa. "Jumlah penduduk yang besar merupakan modal sosial yang kuat untuk pembangunan," ujar seorang aparat desa. "Kami terus berupaya mengarahkan potensi sumber daya manusia ini ke dalam kegiatan-kegiatan produktif yang dapat meningkatkan kesejahteraan bersama."

Pemerintahan dan Pembangunan Infrastruktur

Roda pemerintahan di Desa Pengarasan berjalan di bawah kepemimpinan Kepala Desa dan jajaran perangkatnya, yang bekerja sama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam merumuskan kebijakan pembangunan. Berdasarkan informasi hingga Juli 2023, desa ini dipimpin oleh Kepala Desa Ahmad Nirom. Pemerintah desa secara aktif menjalankan program-program yang bersumber dari Dana Desa, bantuan keuangan kabupaten/provinsi, maupun sumber lainnya.

Prioritas pembangunan infrastruktur menjadi fokus utama, sebagaimana tecermin dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes). Beberapa program yang diusulkan dan dijalankan mencakup pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur vital. Berdasarkan data terkini, salah satu proyek yang mendapat perhatian ialah pemeliharaan berkala Jalan Sindangwangi–Pengarasan yang krusial untuk konektivitas antarwilayah. Selain itu, usulan pembangunan talud penahan tebing di sepanjang aliran Sungai Pemali di Blok Pojok menjadi prioritas untuk mitigasi bencana longsor, serta pembangunan saluran irigasi sekunder untuk mendukung produktivitas pertanian.

Pada pertengahan tahun 2024, Pemerintah Desa Pengarasan juga melaksanakan seleksi untuk mengisi kekosongan jabatan perangkat desa, yakni Kepala Dusun III di Dukuh Cikamuning. Proses ini menunjukkan komitmen untuk menjaga tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel. "Pengisian perangkat desa dilakukan melalui pihak ketiga untuk menjamin netralitas dan mendapatkan aparat yang benar-benar kompeten untuk melayani masyarakat," ungkap Camat Bantarkawung, Wartoid, dalam sebuah kesempatan.

Perekonomian Berbasis Pertanian dan Potensi Lokal

Sektor pertanian merupakan tulang punggung utama perekonomian Desa Pengarasan. Lahan pertanian yang luas, termasuk lahan bengkok desa yang tercatat sebagai salah satu yang terluas di kecamatan, menjadi modal utama. Komoditas utama yang dikembangkan oleh masyarakat ialah padi, yang ditanam di area persawahan yang mendapat pasokan air dari sistem irigasi lokal. Selain itu, kondisi iklim tropis dengan curah hujan yang cukup mendukung pengembangan tanaman hortikultura dan perkebunan.

Di luar pertanian sawah, masyarakat juga mengembangkan usaha peternakan skala rumah tangga dan perikanan darat. Upaya untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian terus didorong, meskipun masih menghadapi berbagai tantangan seperti fluktuasi harga dan akses pasar yang lebih luas.

Dalam beberapa tahun terakhir, muncul inisiatif ekonomi kreatif di tingkat lokal. Salah satu yang cukup menarik perhatian ialah keberadaan "Pasar Kuliner Jembatan Baper," sebuah pasar tiban yang menjadi pusat jajanan dan interaksi sosial warga, terutama pada waktu-waktu tertentu. Keberadaan pasar ini menunjukkan adanya potensi pengembangan ekonomi di sektor informal dan pariwisata skala kecil. Meskipun Desa Pengarasan belum memiliki objek wisata alam yang dikelola secara profesional, lokasinya yang berdekatan dengan destinasi wisata lain di Bantarkawung seperti Baribis Park dan Gunung Geulis Learning Center memberikan peluang tidak langsung bagi pertumbuhan ekonomi lokal.

Kehidupan Sosial dan Kekayaan Budaya

Kehidupan sosial masyarakat Desa Pengarasan sangat diwarnai oleh perpaduan budaya Sunda dan Jawa. Hal ini terlihat jelas dari bahasa sehari-hari yang digunakan oleh penduduk. Di beberapa dusun, dialek Sunda Brebes masih sangat kental, sementara di dusun lain, bahasa Jawa lebih dominan. Akulturasi ini menciptakan sebuah lanskap sosial yang unik dan toleran.

Nilai-nilai gotong royong dan kekeluargaan masih dijunjung tinggi. Berbagai tradisi adat menjadi bukti kekayaan budaya yang terus dilestarikan dari generasi ke generasi. Di Dukuh Cikamuning, misalnya, terdapat tradisi Bebaritan. Tradisi ini merupakan ritual sedekah bumi sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah dan sebagai ritual tolak bala. Prosesinya melibatkan doa bersama dan diakhiri dengan menghanyutkan sesaji di sungai, yang dipercaya membawa serta segala kesialan.

Selain itu, terdapat pula tradisi Ngembang, yaitu ritual ziarah ke makam para leluhur yang dilakukan oleh calon pengantin sebelum melangsungkan pernikahan. Tradisi ini bertujuan untuk memohon doa restu dan mengenalkan calon pasangan kepada para leluhur, mengandung nilai-nilai penghormatan, religiusitas, dan penguatan ikatan keluarga. Keunikan tradisi ini mencerminkan sinkretisme antara ajaran Islam dan kepercayaan lokal yang telah mengakar lama.

Fasilitas pendidikan di Desa Pengarasan juga cukup lengkap untuk menunjang pengembangan sumber daya manusia. Data menunjukkan terdapat setidaknya 5 Taman Kanak-kanak (TK), 6 Sekolah Dasar (SD), 3 Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan 1 Madrasah Tsanawiyah (MTs), yang memberikan akses pendidikan dasar dan menengah bagi anak-anak di desa tersebut.

Arah Pembangunan Menuju Desa yang Maju dan Berbudaya

Desa Pengarasan, dengan segala potensi dan dinamikanya, merupakan contoh nyata sebuah desa di Indonesia yang terus beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa harus kehilangan identitas budayanya. Statusnya sebagai desa terluas di Kecamatan Bantarkawung memberinya keunggulan dalam pengembangan lahan pertanian dan infrastruktur. Di bawah arahan pemerintah desa yang progresif, fokus pada pembangunan jalan, irigasi, dan mitigasi bencana menunjukkan visi jangka panjang untuk menciptakan wilayah yang aman dan produktif.

Tantangan ke depan terletak pada bagaimana mengkapitalisasi potensi pertanian secara lebih modern, meningkatkan keterampilan sumber daya manusia, serta mengemas kekayaan budaya menjadi aset yang tidak hanya bernilai sosial tetapi juga ekonomi. Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, tokoh masyarakat, dan seluruh warga, Desa Pengarasan berpeluang besar untuk menjadi salah satu desa percontohan yang maju, mandiri, dan berdaya saing di Kabupaten Brebes.